Lahir dari Filosofi Ajaran Tasawuf

Sabtu, 14 Oktober 2006, Apa jadinya jika suatu aliran beladiri lahir dari suatu filosofi tentang kehidupan? Yang muncul adalah seni beladiri yang tak hanya mengajarkan aspek membela diri, tapi juga jalan memahami diri sendiri dan alam.

Adalah Cikalong, aliran pencak silat dari Jawa Barat, yang lahir dari filosofi ajaran tasawuf yang mengajarkan kesatuan tubuh dan hati sehingga agresi dari musuh bukan dilawan dengan kekerasan, melainkan diterima dan dinetralkan dengan baik dan efektif.

Meniru Aikido atau Taichi? Jangan salah, Cikalong asli negeri sendiri dan memiliki sejarah panjang. Haji Ibrahim atau Raden Djaja Perbata (1816-1906), bangsawan Sunda, yang menemukan aliran silat ini.

Raden Djaja belajar pencak silat dari kakak iparnya, Rd. Ateng Alimudin (Jatinegara), dan dari para pendekar Betawi, seperti Bang Ma’ruf (Karet), Bang Madi (Gang Tengah), serta Bang Kari (Kampung Benteng).

Setelah kembali menunaikan ibadah haji, Raden Djaja berketetapan hati untuk melahirkan ilmu beladiri yang sesuai dengan ajaran tasawuf. “Beliau merasa pencak silat yang dipelajarinya kurang sesuai dengan ajaran tasawuf yang dia anut, yang mengajarkan kejahatan harus dibalas dengan kebaikan,” kata H. Azis Asy’arie, salah satu ahli waris Cikalong.

Raden Djaja, yang setelah naik haji dikenal dengan nama H. Ibrahim, melakukan khalwat atau mengasingkan diri ke Gua Jilebut, Cikalong, selama 40 hari. Hasil pengasingan inilah yang melahirkan aliran silat Cikalong, merujuk nama kota kelahiran dan tempat H. Ibrahim dimakamkan.

Setelah wafat, aliran Cikalong diteruskan oleh dua muridnya, Rd. Bratadilaga dan Rd. Obing Ibrahim, yang mewariskannya kepada H. Muhyidin dan H. Idrus. Keduanya memiliki murid yang sama, yakni H. Soleh yang mengajarkan Cikalong ke beberapa muridnya, antara lain H. Azis dan H. Aceng.

Ajaran aliran Cikalong sendiri sebenarnya sederhana: hanya memiliki 10 jurus yang disebut–antara lain–Suliwa, Kocet, dan Tomplok. Jurus-jurus tersebut sebenarnya hanya merupakan gerakan-gerakan dasar yang dalam aplikasinya bisa jadi tidak terbatas karena gerakannya harus disesuaikan dengan situasi pertarungan dan kondisi lawan.

Perbedaan mendasarnya, jika aliran silat lain menekankan pada kecepatan dan kekuatan, Cikalong menitikberatkan pada “rasa”, konsep yang bisa diterjemahkan sebagai upaya mendasarkan dan menyesuaikan sirkulasi pergerakan dengan pergerakan serta kekuatan lawan.

Untuk berlatih “rasa”, diperlukan latihan pergerakan tangan berpasangan atau sparing yang lazim disebut ulin, yang tujuannya adalah agar murid Cikalong punya kepekaan dan responsif terhadap “rasa” lawan dan diri sendiri. “Dalam prakteknya, murid Cikalong harus menyentuh lawan untuk mengenal rasa,” kata H. Azis.

Selain itu, sparing juga melatih pergerakan dalam pertarungan dengan tempo lambat. Praktisi Cikalong yang berpengalaman akan mampu menyesuaikan sirkulasi tenaga dan gerakannya dengan lawan, bahkan meminjam tenaga dan gerakan lawan untuk membuat lawan tidak berdaya.

Karena itulah dalam Cikalong tak ada istilah “menangkis” serangan lawan. Yang ada adalah “menerima” serangan. Tempo sempat mencoba memukul H. Azis, tapi serangan tangan kanan itu diredam oleh tangan kirinya dengan tenaga yang lembut serta gerakannya yang seimbang dengan kecepatan serangan.

Serangan balik pun dilakukan dengan cepat dan lembut. Jari tangan kiri H. Azis nyaris tanpa kekuatan mengangkat dagu dan pelan-pelan memutar leher Tempo sehingga roboh dengan perlahan laksana orang tertidur. “Makin jago Cikalongnya, makin lembut lawan jatuhnya,” kata H. Azis. Tertarik encoba? AMAL IHSAN – Tempo

4 pemikiran pada “Lahir dari Filosofi Ajaran Tasawuf

  1. kira-kira bisa belajar sendiri tanpa guru dengan syarat ang sudah ada maksudnya cukup hanya dengan mengikuti buku atau arahan teman….dan satu lagi kira apakah bisa ilmu silat ini bisa mengandalkan emosi……..apa akibatnya?

  2. emang btl, kekerasan tdk hanya dibls dgn kekerasan, alangkah baiknya kekerasan itu dpt kita hapus dgn kebaikan, selain itu silat ini jg tdk buang2 tenaga kayaknya, tp cabang2 dmn aja?

  3. I am extremely impressed together with your writing skills as smartly as
    with the structure to your blog. Is this a paid topic or did
    you customize it your self? Anyway stay up the nice quality writing, it is uncommon to see a nice weblog like this one nowadays.

    .

Tinggalkan komentar